Rabu, 01 Februari 2017

ANJING TIDAK MENDOMINASI MANUSIA


ANJING TIDAK MENDOMINASI MANUSIA
Rachmatdi Hatmosrojo, SH / Aang Chambaraya

    Sering kali kita mendengar pernyataan umum yang mengatakan anjingnya galak, anjingnya agresif, anjingnya dominant atau anjingnya mau mendominasi manusia.Semua pernyataan selalu ditujukan untuk menggaris bawahi kesalahan ada di posisi anjing.Padahal para anggota keluarga Chambaraya percaya bahwa Anjing Tidak Pernah Salah dan Anjing Tidak Pernah Mau Mendominasi Manusia. Mengapa. . . ?

     Hubungan antara anjing dengan manusia di mulai dari keinginan manusia untuk memanfaatkan anjing sesuai kebutuhan manusia.Dari keinginan ini maka manusia mulai memelihara anjing dan kemudian berusaha mengatur anjing dengan cara mengintimidasi hingga anjing mengikuti kemauan manusia.Yang paling menonjol dalam hubungan anjing dengan manusia adalah Keinginan manusia agar anjing selalu mengikuti manusia kemanapun manusia berada.Manusia menganggap suatu kesalahan jika anjing tidak mengikuti manusia di mana manusia berada.
     Manusia juga yang memulai keinginan agar anjing mau dan mampu melakukan segala macam yang diperintahkan oleh manusia untuk kepentingan manusia.Jika anjing tidak mau dan tidak mampu, maka manusia menganggap suatu kesalahan lagi untuk anjing. Sebetulnya rata-rata yang diinginkan oleh manusia adalah Suatu kegiatan yang Tidak Normal / bukan hal yang Wajar buat anjing sehingga sering membuat anjing tidak merasa nyaman. Tekanan dan rasa Tidak nyaman serta merasa haknya akan diambil inilah yang sering membuat anjing menjadi Agresif dan berusaha melawan sehingga seakan ingin mendominasi manusia.
     Beberapa Chambaraya telah berusaha melakukan beberapa kali riset untuk membuktikan tentang anjing galak, agresif, anjing dominant dan anjing yang ingin mendominasi manusia, di antaranya dengan cara ;

  1. Melepaskan anjing jantan yang belum atau tidak terlatih tapi menurut pendapat umum mempunyai kriteria galak, agresif, dominant, dan ingin mendominasi manusia di sebuah lapangan rumput yang berpagar keliling. Anjing ini belum pernah mengenal lapangan di mana anjing dilepaskan.
  2.  Setelah anjing beberapa menit dilepaskan di lapangan, anjing sibuk mencium setiap tempat di mana anjing berada dan kemudian di ikuti dengan kegiatan buang air kecil. Semua Chambaraya yang ada di lokasi berusaha menandai titik-titik di mana anjing membuang air kecil dari kejauhan.

TAHAP 1

  1. Di waktu anjing sedang sibuk beradaptasi dan mengindentifikasi area di tempat barunya, masuklah seorang Chambaraya ke dalam lapangan dari pintu lain tanpa mempedulikan anjing di sudut lainnya.
  2. Setelah di dalam lapangan, Chambaraya berjalan tenang bolak-balik dengan posisi berseberangan dengan di mana anjing berada.Anjing Tidak peduli dengan keberadaan Chambaraya.
  3. Beberapa menit Chambaraya dan anjing di dalam lapangan bersama, dan anjing masih sibuk sendiri dengan kegiatan alamiahnya.Hingga waktu yang di tentukan, akhirnya Chambaraya perlahan-lahan berjalan mendekati posisi atau wilayah di mana anjing jantan pernah membuang air yang jaraknya sekitar 15-20 meter dari posisi keberadaan anjing.
  4. Ketika Chambaraya semakin mendekati titik-titik di mana anjing pernah membuang air, Terlihat anjing mulai bersikap siaga dan waspada mengawasi Chambaraya dengan seksama. Perlahan-lahan anjing berjalan ke arah Chambaraya dengan badan terlihat tegang.
  5. Melihat reaksi dan tanggapan dari anjing,maka Chambarara segera berbalik badan berjalan kembali ke arah / posisi Chambaraya semula datang. Melihat Chambaraya berbalik badan menjauh dari titik-titik di mana anjing membuang air kecil, Anjing segera berhenti melangkah dan melihat terus ke arah Chambaraya dengan penuh curiga.Tidak lama kemudian anjing mencium-cium sekitar tempatnya berdiri, lalu melanjutkan kegiatan alaminya.
  6. Chambaraya yang berada di dalam lapangan berusaha untuk tidak mempedulikan si anjing yang berada berseberangan, dan Chambaraya seperti sibuk dengan dirinya sendiri.

TAHAP 2

  1. Berapa waktu kemudian Chambaraya kembali berjalan ke arah daerah dimana anjing pernah membuang air tapi di sisi yang berbeda dengan waktu pertama Chambaraya datangi.Dengan sikap tenang Chambaraya berjalan dengan tenang sambil memperhatikan sikap dan tanggapan dari anjing dengan kehadiran Chambaraya.
  2. Mengetahui kehadiran Chambaraya yang mendekati area yang pernah dijadikan tempat buang air, Anjing kembali mengawasi Chambaraya dengan sikap curiga.Perlahan-lahan anjing berjalan ke arah datangnya Chambaraya dengan sikap siap menerjang.
  3. Melihat tanggapan anjing yang sepertinya tidak bersahabat terhadap kedatangan Chambaraya, Segera Chambaraya berhenti melangkah dan segera menjauh dengan berjalan mundur sambil mengawasi kedatangan anjing yang berjalan mendekat.
  4. Sikap Chambaraya menjauh dengan cara berjalan mundur ternyata membuat anjing menggeram sambil memperlihatkan giginya seolah menantang Chambaraya, Namun anjing tidak berusaha mengejar Chambaraya tapi hanya seolah menggertak saja.
  5. Catatan.Dari kegiatan Tahap 2 ini maka dapat terlihat kalau wilayah atau teritorial di dalam lapangan sudah terbagi dua, yaitu teritorial anjing dan teritorial Chambaraya.Hal ini dapat dilihat dari sikap anjing yang tidak mengejar Chambaraya sampai ke daerah awal Chambaraya tapi hanya sampai tempat dimana anjing pernah membuang air.

TAHAP 3

  1. Berjalan dengan waktu, masing-masing berusaha memperluas area / teritorial.Anjing semakin  banyak membuang air di area yang menjauh dari Chambaraya. Sedangkan Chambaraya berusaha perlahan dan bertahap mendekati area yang di mana anjing sudah pernah membuang air.
  2. Beberapa waktu kemudian anjing mulai menyadari jika Chambaraya bertahap semakin mendekati areanya.Anjing hanya mengawasi Chambaraya dengan tatapan waspada karena gerakan Chambaraya sangatlah perlahan dan bertahap.
  3. Di kala jarak antara Chambaraya dengan area anjing hanya tinggal beberapa langkah lagi, anjing segera bergerak mendekati Chambaraya sambil menggeram. Chambaraya tetap terus bergerak masuk ke area anjing dengan penuh keyakinan dengan tidak mempedulikan kehadiran anjing. Merasa Chambaraya memasuki area yang sudah di tandai dengan membuang air beberapa waktu sebelumnya, anjing segera bergerak menyongsong Chambaraya dengan menggeram seperti hendak memberikan peringatan dan mungkin juga untuk menggertak Chambaraya agar mundur kembali ke areanya.
  4. Melihat Chambaraya seperti tidak peduli dengan peringatan atau geramannya, anjing  segera berlari dengan terlihat emosi menghampiri Chambaraya dan berusaha menyerang dan menggigit Chambaraya.Ketika anjing terlihat benar-benar ingin menyerang dan menggigit, Chambaraya berusaha menghindar dari serangan dan gigitan anjing namun posisi Chambaraya tetap berada di area sekitar tempat anjing membuang air.
  5. Anjing semakin terlihat ganas dan serius untuk menyerang karena Chambaraya seolah mengadakan perlawanan dan tidak mau pergi meninggalkan / bergeser dari posisinya.Ketika mulai terjadi kontak fisik, Chambaraya berusaha mundur hingga ke tengah lapangan sambil menolak anjing setiap hendak di serang,dan anjing terus mendesak dan mengikuti ke mana Chambaraya pergi.
  6. Hingga di suatu sudut di mana titik awal Chambaraya masuk ke lapangan, serangan anjing mulai sedikit mereda dan Chambaraya berganti mendesak anjing dengan mendorong dan berusaha mencengkramnya.
  7. Sejenak anjing berdiam diri sambil tetap menggeram penuh ancaman ke arah Chambaraya, tapi Chambaraya terus mendesak anjing hingga anjing kembali hampir ke tengah lapangan. Setelah hampir melewati setengah lapangan, terlihat anjing seperti menghindar untuk konfrontasi dengan Chambaraya.Anjing berusaha meninggalkan Chambaraya dengan berbalik badan dan berjalan kembali ke area yang pernah dijadikan tempat membuang air.
  8. Chambaraya pun meninggalkan titik perpisahan dengan berjalan mundur secara perlahan.

Dari hasil riset beberapa kali maka team Chambaraya berkesimpulan bahwa ;

  1. Anjing selalu menandai hak miliknya dengan air seninya dan anjing jantan selalu berusaha memperluas atau memperbesar hak miliknya.Anjing lebih mengutamakan memperluas atau memperbesar hak miliknya di area yang menurut indentifikasinya belum menjadi hak milik pihak lain (Tahap 1).
  2.  Anjing Tidak Mendominasi manusia tapi anjing hanya menjaga apa saja yang menjadi miliknya (Tahap 1 & 2).
  3. Anjing Tidak Mendominasi manusia tapi hanya menjaga kenyamanannya dan tidak senang kenyamanannya terganggu dan anjing tidak suka di tantang (Tahap 2).
  4. Anjing menjadi galak atau agresif di karenakan merasa terganggu atau merasa haknya akan diambil oleh pihak lain. Anjing tidak akan mengambil hak atau area pihak lain yang dianggapnya sama kuat atau lebih kuat, anjing akan mengambil hak atau area pihak lain yang dianggapnya Lemah(Tahap 3). 
  5. Ketika haknya di rebut atau diambil, Anjing akan mempertahankan dan berusaha mengusir yang merebutnya dengan cara menggeram,lalu menyerang dengan gigitan.Jika pihak yang akan merebutnya segera menghindar dan pergi meninggalkan hak milik anjing, maka anjing tidak memperpanjang masalah yang ada dengan menghentikan serangannya dan kembali menjaga hak miliknya (Tahap 3).

Anjing Tidak Mendominasi Manusia”. Jika anjing memang selalu ingin mendominasi manusia, ketika Chambaraya masuk dalam lapangan dan anjing tahu bahwa di dalam lapangan bukan hanya dirinya saja maka anjing akan segera mendatangi atau mengejar dan menyerang atau berusaha mengusir Chambaraya dari dalam lapangan.Anjing baru bereaksi dengan menggeram dan berusaha menyerang setelah Chambaraya mencoba mengambil Haknya atau masuk ke wilayahnya sehingga merasa terganggu.

Masuk ke dalam wilayah atau teritorial seekor anjing berarti mencoba mengambil Hak sang anjing.
Masuk ke dalam wilayah atau teritorial seekor anjing tanpa tata cara yang benar, berarti mengganggu kenyamanan dan menantang sang anjing” Chambaraya DTC

Jika Anda Memiliki Masalah Dengan Anjing Anda & Tidak Ada Seorangpun Yang Dapat Menolong Anda, Silahkan Hubungi Chambaraya Dog Trainer Course”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.